Rihlah Pulau Tidung
Tanggal 07-08 Juni 2015, kemarin saya pergi ke Pulau Tidung tepatnya di kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta dengan rombongan SMPIT Al-Qudwah Depok. Sejumlah 60 orang siswa dan 8 orang guru beserta staf berangkat dari depan Majestik/ Mitra 10 Margonda kota Depok jam 06.30 naik dua mobil Kopaja jurusan Depok-P. Gadung.
Kami turun di pelabuhan muara angke jam 07.50 dan
melanjutkan perjalanan mengggunakan kapal air dengan kapasitas 300 penumpang
terdiri dari dua lantai dengan fasilitas tanpa alas, tanpa kursi duduk, mirip tempat
penampungan tapi keren sekali. Satu jam perjalanan pertama saya gunakan untuk
ngobrol bersama teman, tukar pikiran sambil merasakan nikmatnya fasilitas kapal
yang bergoyang-goyang kekanan kekiri sampai perut mulai berontak.
Fasilitas kapal meskipun hanya menyediakan dua lantai, tapi
masih ada satu lantai paling atas dengan pemandangan tanpa atap karena memang
yang diinjak atap lantai dua.
Dari latai dua paling belakang saya pindah ketempat paling
atas dan bersantai layaknya turis yang lagi berjemur pinggir pantai.
Jam 10.45 akhirnya tiba di Tidung Island ‘tertera di spanduk
yang terpampang’, dan tampak kemewahan menara dan kubah Masjid Tidung berwarna
putih serta air laut yang jernih serta kapal-kapal berpapasan yang akan segera
meninggalkan pulau tidung.
Setibanya di Pulau Tidung kami menuju ke lokasi penginapan/
home stay yang berjarak cukup dekat.
Home stay dengan fasilitas cukup baik, mirip rumah kos, ada
AC, TV LCD, kamar tidur, kipas angin, kamar mandi dengan airnya yang lezat ‘ada
rasa asin’, ruang tamu dan teras serta pemandangan menghadap laut.
Tiba di homestay disambut dengan makan siang, dengan menu
acar ikan laut, sayur asem, nasi dan air minum, kemudian istiraha
sejenak, mengambil sepeda yang merupakan fasilitas penginapan yang bisa
digunakan bebas selama disana, dan keliling Tidung Island bersama, berkunjung
ke Jembatan cinta, berfoto bersama, ada juga yang selfie apapun boleh dilakukan
yang penting senang dan sesuai aturan tentunya.
Sekilas tentang Jembatan Cinta/ The Bridge of Love,
konon menurut cerita yang beredar, suatu ketika di Pulau Tidung bertemulah
seorang pria dan seorang wanita yang identitasnya masih menjadi misteri.
Merekapun saling jatuh cinta dan menjadikan jembatan kayu yang menghubungkan
Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil sebagai tempat memadu kasih. Mereka
menyapa matahari terbit, berpegangan tangan dan melewati jembatan dari awal
hingga akhir. Akhirnya merekapun menikah dan hidup bahagia. Jembatan yang telah
menjadi saksi cinta sejati mereka dikenal dengan sebutan Jembatan Cinta
Puas keliling pulau tidung kami kembali ke homestay, shalat
dzuhur berjama’ah diqasar dengan asar karena jarak Depok-Tidung cukup jauh jadi
boleh dijama’ atau di qashar.
Aktifitas selanjutnya makan lagi, charger baterai kamera,
pindahin data memory, dan istirahat sejenak.
Jam 14.30 kami berangkat menuju Jembatan cinta untuk loncat
dari ketinggian jembatan sekitar empat meter dan berenang, snorkeling ke pulau
air dan naik banana boat atau donat boat dan yang terpenting saya naik motor
boat fotoin peserta yang ikut.
Kembali ke home stay jam 16.30 naik becak motor setelah sebelumnya mampir dulu di warung beli pop mie.
Setibanya dihome stay kemudian foto-foto selfie pake timer atau fotoin anak-anak dan gurunya juga… pemandangan yang indah disore hari, unforgettable moment in syaa Allah.
Setibanya dihome stay kemudian foto-foto selfie pake timer atau fotoin anak-anak dan gurunya juga… pemandangan yang indah disore hari, unforgettable moment in syaa Allah.
Sampai lupa waktu ternyata sudah jam 17.40 ada satu momen disore hari yaitu sunset, saya dan ust. Suwanto bergerak maju menggunakan sepeda goes tancap pedal menuju ke sebelah barat, dan diperjalanan ada segermobolan abg perempuan yang nyalip dengan cepat dan kita kejar karena kita tidak tahu arah menuju sunset.
Waktu semakin redup, kita salip lagi grombolan abg tersebut
dan tersesat dipenghujung kebun, menunggu gerombolan abg tadi tidak segera
muncul karena ternyata homestaynya disini.
Adzan berkumandang, penasaran lihat sunset kemudian saya
bertanya kewarga sekitar tentang lokasi sunset, ternyata masih jauh lurus terus
melewati kebun ilalang, karena masih penasaran kami langsung tancap pedal
menuju lokasi, dan akhirnya tiba di lokasi dengan pemandangan indah akan tetapi
matahari sudah tiada, tapi tidak apalah itu terlewatkan masih ada tulisan sunset
tepat dibawah kaki yang terfoto self timer yang baru sadar setelah kembali
dihome stay.
Karena waktu sudah magrib, langsung tancap pedal kembali,
yang dituju kali ini adalah masjid besar berwarna putih. Disinilah tempat
paling nikmat itu sebenarnya, masjid yang indah, luas dan airpun tidak terasa
asin, saya berwudhu, shalat berjama’ah magrib kemudian isya diqashar dan
kembali ke home stay disambut dengan hidangan makan sore.
Istirahat sejenak buka laptop, pindahin file photo kamera,
charger kamera dan nonton bareng.
Nonton bareng kali ini tentang perjalanan negera-negara
indah didunia dengan shooting kamera menggunakan drone, sekitar 20 negara
ditayangkan semoga menjadi inspirasi bagi anak-anak SMPIT Al-Qudwah, ditayangkan
juga video skill bersepeda, ballon udara, climbing, loncat menggunakan parasut,
dan hal menarik lainnya sampai jam 21.00 wib.
Kegiatan nonton bareng ini bersamaan dengan baka-bakar Ikan
(BBI) atau Barbeque istilah baratnya, asyiknya ikan dibakar langsung sama
penglela homestay jadi kita tinggal makan, satu ikan cukup besar dan sate cumi
plus sambel kecap dan nasi tentunya menemanai kegiatan nonton kita.
Dilanjutkan dengan kegiatan kelas 3 mungkin bisa dikatakan
acara perpisahan, kesan-kesan selama disekolah, pesan dari para guru dan diakhiri
dengan tabadul hadaya atau istilah kitanya saling menukar hadiah.
Jam 22.30 acara selesai dilanjutkan dengan acara makan
kembali dan nonton bareng, melihat keindahan alam semesta ini ditamani makan
ringan dan segelas coffe, nikmat rasanya diiringi dengan angina spoi-spoi
dimalam hari.
Sayang rasanya kalau waktu yang sebentar ini dugunakan untuk
tidur, kebetulan ada anak yang bawa kail pancing, akhirnya kamipun memancing ,
targetnya ikan kecil yang ada dipinggir laut, sampai jam 01.30 diiringi
projector dan film yang masih menyala rasanya indah sekali.
Rintikan hujanpun mulai menetes, projector, kamera, laptop,
soundsystem dan kebel segera ditertibkan, kecuali screen projector karena
screen yang digunakan tiada lain yaitu spanduk kegiatan ukuran 2 x 1m yang
dicetak tepat dimalam sebelum keberangkatan.
Kami kembali ke kamar, bersih-bersih dulu, do’a tidur dan
tidur.
Jam 04.30 kami bangun tidur setelah berdo’a terlebih dahulu,
ambil sepeda, tancap pedal dan pergi kemasjid besar berwarna putih untuk
melakasanakan shalat subuh, dan Alhamdulillah sampai disana baru iqamah.
Langsung bergegas untuk wudhu supaya ikut shalat berjama’ah karena pahalanya
21x lebih besar dari pada shalat sendirian dengan pahala hanya 1x lipat.
Dzikir ba’da shalat, kembali ke homestay sambil diperjalanan
membaca dzikir ma’tsurat dan tiba dihomestay menyempatkan diri untuk tilawah
al-Quran, edit foto sampai jam 05.30.
Agenda selanjutnya memburu sunrise ke Jembatan Cinta dan
Pulau Tidung kecil, bersama bergegas menggunakan sepeda menuju lokasi,
setibanya disana tiada lain jalan-jalan di jembatan cinta dan foto-foto jepret
kanan, kiri, pantai yang sangat indah dilihat, cocok untuk foto landscape
meskipun tidak seindah Raja ampat atau sumur tiga di Sabang yang dulu pernahsekali
menginjakan kesana.
Kamera yang saya gunakan canon ixus 220 hs dan canon eos
kiss X5, tapi cuaca hari ini tidak mendukung untuk sunrise, mendung, awan
berwarna putih tapi indah dimata… satu kata yang bisa diucap subhanallah
wabihamdihi subhanallahil’adzim.
Objek gambar yang diambil pun bukan matahari tapi kita
rame-rame berfoto bersama menggunakan self timer, dan hasilnya ya cukup
lumayan.
Ketika momen foto keseluhan di laut semua sudah berkumpul
dengan gaya masing-masing, self timer sudah dipasang beberapa shoot percobaan
sudah dilakukan, pas keduakalinya battre habis dan hujan lebat pun turun dengan
cepatnya…
Kemudian kami berlari menyelamatkan diri menuju tempat
teduh, tidaklama kemudian hujan reda, ambil beberapa gambar, dan kembali ke
homestay dengan bersepeda yang terparkir di parkiran jembatan cinta, bayar
parkir sepeda 2rb sama seperti di Margonda Depok.
Jam 08.30 tiba di homestay, sarapan pagi dengan nasi goreng
dilanjutkan dengan segelas coffe
dicampur susu menikmati keindahan laut yang jernih dan awan putih karena
matahari belum muncul menampakan dirinya yang terhalang mendung.
Setelah itu kami berkemas, kembali foto-foto kanan, kiri dan
tepat jam 10.00 rombongan SMPIT Al-Qudwah berangkat menuju dermaga pulau tidung
untuk kembali ke Kota Depok, selamat tinggal Pulau Tidung see you next time…
semoga lebih indah, tetap terjaga keindahannya dan masjidnya ramai dengan
pemuda bukan hanya orang tua sebagaimana yang saya lihat waktu subuh. Shaf
shalat dipenuhi oleh orang tua, hanyalah kita pemudanya… kemanakan kalian wahai
pemuda?
Tips bagi kamu yang mau ke Tidung, siapkan kamera yang
paling keren yang kalian punya karena tidung lebih enak untuk difoto, banyak
bawa makanan enak, jangan lupa susu, teh atau coffe terserah mana yang kamu
suka atau bisa juga beli disana hanya persiapkan untuk malam bagi yang mau
bergadang.
Momen indah yang bisa kamu nikmati, disana ada jembatan
cinta panjangnya sekitar 800 meter yang menghubungkan Tidung besar ke tidung
kecil, disini kamu bisa foto-foto, jalan santai atau terjun dari jembatan
tertinggi, airnya sangat jernih dan Indah. Kedua kamu bisa snorkeling, berenang
dan naik banana boat atau donat boat semuanya bisa dihari yang sama, loncat
jembatan dulu, kemudian snorkeling diakhiri dengan naik banana boat silahkan
sesuai yang kamu inginkan. Ketiga pilih home stay yang menghadap kelaut supaya
dimalam hari bisa merasakan nikmatnya udara dan ketenangan lautan dimalam hari.
Terakhir jangan lupa shalat 5 waktu, boleh dijama’ atau
diqashar bagi yang tinggal jauh, dan sempatkan waktu untuk baca al-Qur’an serta
ingatlah kepada Allah/ berdzikir senantiasa.
Jadikalnlah wisata ini sebagai penambah keimanan kita
terhadap Allah, sebagai tadabbur atas kekuasaan dan keagungan Allah.
Sekian dulu yang bisa saya tuliskan tentang cerita 2 hari di
Tidung Island… semoga menambah inspirasi bagi sebanyak pembaca.
Terimakasih.
Depok, 09 Juni 2015
by: Aceng Anwar Nurhalim/ Halim Ace
How to watch a live stream live from a live stream: 8 steps1.2.3 youtube
BalasHapus1.When watching a live stream from a live stream, all the action will start by going to Youtube (you can find youtube to mp3?trackid=sp-006 YouTube Live Streaming from other