Selasa, 09 Juni 2015

Rihlah ke Pulau Tidung - Tidung Island Jakarta

Rihlah Pulau Tidung





Tanggal 07-08 Juni 2015, kemarin saya pergi ke Pulau Tidung tepatnya di kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta dengan rombongan SMPIT Al-Qudwah Depok. Sejumlah 60 orang siswa dan 8 orang guru beserta staf berangkat dari depan Majestik/ Mitra 10 Margonda kota Depok jam 06.30 naik dua mobil Kopaja jurusan Depok-P. Gadung.



Kami turun di pelabuhan muara angke jam 07.50 dan melanjutkan perjalanan mengggunakan kapal air dengan kapasitas 300 penumpang terdiri dari dua lantai dengan fasilitas tanpa alas, tanpa kursi duduk, mirip tempat penampungan tapi keren sekali. Satu jam perjalanan pertama saya gunakan untuk ngobrol bersama teman, tukar pikiran sambil merasakan nikmatnya fasilitas kapal yang bergoyang-goyang kekanan kekiri sampai perut mulai berontak.




Fasilitas kapal meskipun hanya menyediakan dua lantai, tapi masih ada satu lantai paling atas dengan pemandangan tanpa atap karena memang yang diinjak atap lantai dua.
Dari latai dua paling belakang saya pindah ketempat paling atas dan bersantai layaknya turis yang lagi berjemur pinggir pantai.



Jam 10.45 akhirnya tiba di Tidung Island ‘tertera di spanduk yang terpampang’, dan tampak kemewahan menara dan kubah Masjid Tidung berwarna putih serta air laut yang jernih serta kapal-kapal berpapasan yang akan segera meninggalkan pulau tidung.


Setibanya di Pulau Tidung kami menuju ke lokasi penginapan/ home stay yang berjarak cukup dekat.
Home stay dengan fasilitas cukup baik, mirip rumah kos, ada AC, TV LCD, kamar tidur, kipas angin, kamar mandi dengan airnya yang lezat ‘ada rasa asin’, ruang tamu dan teras serta pemandangan menghadap laut.


Tiba di homestay disambut dengan makan siang, dengan menu acar ikan laut, sayur asem, nasi dan air minum, kemudian istiraha sejenak, mengambil sepeda yang merupakan fasilitas penginapan yang bisa digunakan bebas selama disana, dan keliling Tidung Island bersama, berkunjung ke Jembatan cinta, berfoto bersama, ada juga yang selfie apapun boleh dilakukan yang penting senang dan sesuai aturan tentunya.

 

Sekilas tentang Jembatan Cinta/ The Bridge of Love, konon menurut cerita yang beredar, suatu ketika di Pulau Tidung bertemulah seorang pria dan seorang wanita yang identitasnya masih menjadi misteri. Merekapun saling jatuh cinta dan menjadikan jembatan kayu yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil sebagai tempat memadu kasih. Mereka menyapa matahari terbit, berpegangan tangan dan melewati jembatan dari awal hingga akhir. Akhirnya merekapun menikah dan hidup bahagia. Jembatan yang telah menjadi saksi cinta sejati mereka dikenal dengan sebutan Jembatan Cinta


Puas keliling pulau tidung kami kembali ke homestay, shalat dzuhur berjama’ah diqasar dengan asar karena jarak Depok-Tidung cukup jauh jadi boleh dijama’ atau di qashar.
Aktifitas selanjutnya makan lagi, charger baterai kamera, pindahin data memory, dan istirahat sejenak.

Jam 14.30 kami berangkat menuju Jembatan cinta untuk loncat dari ketinggian jembatan sekitar empat meter dan berenang, snorkeling ke pulau air dan naik banana boat atau donat boat dan yang terpenting saya naik motor boat fotoin peserta yang ikut.




Kembali ke home stay jam 16.30 naik becak motor setelah sebelumnya mampir dulu di warung beli pop mie.


Setibanya dihome stay kemudian foto-foto selfie pake timer atau fotoin anak-anak dan gurunya juga… pemandangan  yang indah disore hari, unforgettable moment in syaa Allah.





Sampai lupa waktu ternyata sudah jam 17.40 ada satu momen disore hari yaitu sunset, saya dan ust. Suwanto bergerak maju menggunakan sepeda goes tancap pedal menuju ke sebelah barat, dan diperjalanan ada segermobolan abg perempuan yang nyalip dengan cepat dan kita kejar karena kita tidak tahu arah menuju sunset.

Waktu semakin redup, kita salip lagi grombolan abg tersebut dan tersesat dipenghujung kebun, menunggu gerombolan abg tadi tidak segera muncul karena ternyata homestaynya disini.

Adzan berkumandang, penasaran lihat sunset kemudian saya bertanya kewarga sekitar tentang lokasi sunset, ternyata masih jauh lurus terus melewati kebun ilalang, karena masih penasaran kami langsung tancap pedal menuju lokasi, dan akhirnya tiba di lokasi dengan pemandangan indah akan tetapi matahari sudah tiada, tapi tidak apalah itu terlewatkan masih ada tulisan sunset tepat dibawah kaki yang terfoto self timer yang baru sadar setelah kembali dihome stay.


Karena waktu sudah magrib, langsung tancap pedal kembali, yang dituju kali ini adalah masjid besar berwarna putih. Disinilah tempat paling nikmat itu sebenarnya, masjid yang indah, luas dan airpun tidak terasa asin, saya berwudhu, shalat berjama’ah magrib kemudian isya diqashar dan kembali ke home stay disambut dengan hidangan makan sore.

Istirahat sejenak buka laptop, pindahin file photo kamera, charger kamera dan nonton bareng.
Nonton bareng kali ini tentang perjalanan negera-negara indah didunia dengan shooting kamera menggunakan drone, sekitar 20 negara ditayangkan semoga menjadi inspirasi bagi anak-anak SMPIT Al-Qudwah, ditayangkan juga video skill bersepeda, ballon udara, climbing, loncat menggunakan parasut, dan hal menarik lainnya sampai jam 21.00 wib.



Kegiatan nonton bareng ini bersamaan dengan baka-bakar Ikan (BBI) atau Barbeque istilah baratnya, asyiknya ikan dibakar langsung sama penglela homestay jadi kita tinggal makan, satu ikan cukup besar dan sate cumi plus sambel kecap dan nasi tentunya menemanai kegiatan nonton kita.
Dilanjutkan dengan kegiatan kelas 3 mungkin bisa dikatakan acara perpisahan, kesan-kesan selama disekolah, pesan dari para guru dan diakhiri dengan tabadul hadaya atau istilah kitanya saling menukar hadiah.

Jam 22.30 acara selesai dilanjutkan dengan acara makan kembali dan nonton bareng, melihat keindahan alam semesta ini ditamani makan ringan dan segelas coffe, nikmat rasanya diiringi dengan angina spoi-spoi dimalam hari.

Sayang rasanya kalau waktu yang sebentar ini dugunakan untuk tidur, kebetulan ada anak yang bawa kail pancing, akhirnya kamipun memancing , targetnya ikan kecil yang ada dipinggir laut, sampai jam 01.30 diiringi projector dan film yang masih menyala rasanya indah sekali.

Rintikan hujanpun mulai menetes, projector, kamera, laptop, soundsystem dan kebel segera ditertibkan, kecuali screen projector karena screen yang digunakan tiada lain yaitu spanduk kegiatan ukuran 2 x 1m yang dicetak tepat dimalam sebelum keberangkatan.

Kami kembali ke kamar, bersih-bersih dulu, do’a tidur dan tidur.

Jam 04.30 kami bangun tidur setelah berdo’a terlebih dahulu, ambil sepeda, tancap pedal dan pergi kemasjid besar berwarna putih untuk melakasanakan shalat subuh, dan Alhamdulillah sampai disana baru iqamah. Langsung bergegas untuk wudhu supaya ikut shalat berjama’ah karena pahalanya 21x lebih besar dari pada shalat sendirian dengan pahala hanya 1x lipat.

Dzikir ba’da shalat, kembali ke homestay sambil diperjalanan membaca dzikir ma’tsurat dan tiba dihomestay menyempatkan diri untuk tilawah al-Quran, edit foto sampai jam 05.30.

Agenda selanjutnya memburu sunrise ke Jembatan Cinta dan Pulau Tidung kecil, bersama bergegas menggunakan sepeda menuju lokasi, setibanya disana tiada lain jalan-jalan di jembatan cinta dan foto-foto jepret kanan, kiri, pantai yang sangat indah dilihat, cocok untuk foto landscape meskipun tidak seindah Raja ampat atau sumur tiga di Sabang yang dulu pernahsekali menginjakan kesana.





Kamera yang saya gunakan canon ixus 220 hs dan canon eos kiss X5, tapi cuaca hari ini tidak mendukung untuk sunrise, mendung, awan berwarna putih tapi indah dimata… satu kata yang bisa diucap subhanallah wabihamdihi subhanallahil’adzim.

Objek gambar yang diambil pun bukan matahari tapi kita rame-rame berfoto bersama menggunakan self timer, dan hasilnya ya cukup lumayan.


Ketika momen foto keseluhan di laut semua sudah berkumpul dengan gaya masing-masing, self timer sudah dipasang beberapa shoot percobaan sudah dilakukan, pas keduakalinya battre habis dan hujan lebat pun turun dengan cepatnya…

Kemudian kami berlari menyelamatkan diri menuju tempat teduh, tidaklama kemudian hujan reda, ambil beberapa gambar, dan kembali ke homestay dengan bersepeda yang terparkir di parkiran jembatan cinta, bayar parkir sepeda 2rb sama seperti di Margonda Depok.

Jam 08.30 tiba di homestay, sarapan pagi dengan nasi goreng dilanjutkan dengan segelas  coffe dicampur susu menikmati keindahan laut yang jernih dan awan putih karena matahari belum muncul menampakan dirinya yang terhalang mendung.

Setelah itu kami berkemas, kembali foto-foto kanan, kiri dan tepat jam 10.00 rombongan SMPIT Al-Qudwah berangkat menuju dermaga pulau tidung untuk kembali ke Kota Depok, selamat tinggal Pulau Tidung see you next time… semoga lebih indah, tetap terjaga keindahannya dan masjidnya ramai dengan pemuda bukan hanya orang tua sebagaimana yang saya lihat waktu subuh. Shaf shalat dipenuhi oleh orang tua, hanyalah kita pemudanya… kemanakan kalian wahai pemuda?




Tips bagi kamu yang mau ke Tidung, siapkan kamera yang paling keren yang kalian punya karena tidung lebih enak untuk difoto, banyak bawa makanan enak, jangan lupa susu, teh atau coffe terserah mana yang kamu suka atau bisa juga beli disana hanya persiapkan untuk malam bagi yang mau bergadang.

Momen indah yang bisa kamu nikmati, disana ada jembatan cinta panjangnya sekitar 800 meter yang menghubungkan Tidung besar ke tidung kecil, disini kamu bisa foto-foto, jalan santai atau terjun dari jembatan tertinggi, airnya sangat jernih dan Indah. Kedua kamu bisa snorkeling, berenang dan naik banana boat atau donat boat semuanya bisa dihari yang sama, loncat jembatan dulu, kemudian snorkeling diakhiri dengan naik banana boat silahkan sesuai yang kamu inginkan. Ketiga pilih home stay yang menghadap kelaut supaya dimalam hari bisa merasakan nikmatnya udara dan ketenangan lautan dimalam hari.

Terakhir jangan lupa shalat 5 waktu, boleh dijama’ atau diqashar bagi yang tinggal jauh, dan sempatkan waktu untuk baca al-Qur’an serta ingatlah kepada Allah/ berdzikir senantiasa.
Jadikalnlah wisata ini sebagai penambah keimanan kita terhadap Allah, sebagai tadabbur atas kekuasaan dan keagungan Allah.

Sekian dulu yang bisa saya tuliskan tentang cerita 2 hari di Tidung Island… semoga menambah inspirasi bagi sebanyak pembaca.

Terimakasih.

Depok, 09 Juni 2015
by: Aceng Anwar Nurhalim/ Halim Ace




1 komentar:

  1. How to watch a live stream live from a live stream: 8 steps1.2.3 youtube
    1.When watching a live stream from a live stream, all the action will start by going to Youtube (you can find youtube to mp3?trackid=sp-006 YouTube Live Streaming from other

    BalasHapus